Pada tanggal 2 Maret 2020 Corona Virus atau yang lebih akrab disapa dengan nama Covid-19 dilaporkan masuk ke Indonesia tepatnya di Depok, Jawa barat. Karena penyebaran covid-19 yang cepat dan semakin meningkat membuat pemerintah mengharuskan tindakan agar segala kegiatan aktivitas masyarakat dihentikan, dan proses belajar mengajar dilakukan secara daring (Dalam Jaringan) atau online. Kegiatan daring ini juga diberi nama dengan PSBB, atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Dalam PSBB, ada banyak kegiatan dan aktifitas yang mau tidak mau harus dihentikan dan memiliki pengaruh kepada berbagai aspek seperti, aspek pendidikan, Aspek sosial, Aspek Ekonomi, dan beberapa aspek lainya yang jika masih dilanjutkan kegitannya maka akan membuat penyebaran covid-19 akan semakin parah dan meningkat. Pemerintah juga memberikan kebijakan kepada setiap warga negara untuk tetap mematuhi protokol kesehatan seperti 3M yaitu, 1) Mencuci tangan, 2) Menggunakan masker, 3) Menjaga jarak. Kebijakan ini memberi dampak positif kepada masyarakat indonesia akan pentingnya perilaku hidup sehat
.
Mendengar kabar proses belajar mengajar dilakukan di rumah, awalanya teman-temanku sangat bersemangat dan sangat senang. Namun, pancaran cahaya senyuman mereka tidak bertahan lama. Sinar senyum mereka perlahan meredup karena kelamaan dirumah yang diselimuti rasa bosan. Tidak hanya itu, rasa rindu dengan guru, masakan kantin sekolah, dan canda tawa bersama teman juga singgah hingga menetap menjadi rindu. Tentu merasa sangat rindu, terkurung dalam penjara rumah dengan tugas –tugas yang semakin menumpuk akibat ditunda-tunda.
Tentu juga, pandemi covid-19 memberi dampak yang begitu buruk dan sangat mempengaruhi kebiasaan dan tingkah laku kami, ada banyak sekali generasi muda yang menjadi korban akibat Lalai yang dirayu oleh malas selama masa pandemi covid-19. Kebosanan yang kami rasakan menghantarkan kami kepada kebiasaan yang akhirnya mendarah daging. Kebiasaan kamipun juga berbeda, namun banyak siswa yang memiliki kebiasaan negatif hingga tertanam menjadi pola pikir yang dapat mempengaruhi eksistensi masa depannya. Bosan membawa mereka diseret oleh kecanggihan teknologi, akhirnya bermain game untuk menjadi pelampiasan waktu bosan mereka, yang menyebabkan mereka kecanduan game online. Tidak hanya para pelajar yang melotot hingga tak mau lepas dari game online, hal itu juga berlaku bagi para anak anak cilik yang sudah diberikan kesempatan untuk bermain Gadget oleh kedua orang tuanya. Bahkan proses belajar mengajar secara daring menjadi suatu jembaatan alasan bagi para generasi muda sebagai peluang untuk menggunakan gadget. Tentu kebijakan orang tua dipertanyakan untuk saat ini. Apa manfaat untuk anak? Apa siap menanggung resiko jika anak kecanduan? Mungkin pertanyaan ini akan diarahkan kepada para orang tua yang memberi izin kepada anak untuk bermain game online. Dari beberapa pantauan saya, kebanyakan anak dengan umur yang masih sangat dini sudah sangat tergila-gila akibat kecanduan game online, mereka bahkan rela berbicara tidak sopan kepada kedua orang tua mereka agar bisa bermain gadget. Inilah yang menjadi alasan utama saya menghimbau orang tua dan generasi muda untuk menjadi agen yang memberikan edukasi bahwa kecanduan game online tidak baik bagi masa depanya dan masa depan bangsa.
Setelah 2 tahun lamanya covid-19 bersarang di Indonesia, akhirnya upaya pemerintah untuk memutus penyebaran covid-19 berhasil sehingga covid-19 pulang kekampung halamannya. Hal itu membuat pemerintah mencabut kebijakan PSBB dan aktifitas masyarakat mulai kembali perlahan berjalan dengan normal. Begitupun dengan proses belajar mengajar yang dulu dilakukan secara daring kini secara bertahap dilakukan dengan tatap muka. Akhirnya indonesia perlahan mulai kembali bangkit dari penjajah yang tak terlihat dengan kedok Covid-19. Namun, disayangkan. Kebiasaan yang sering dilakukan dirumah membuat mereka menjadi pribadi yang tidak disiplin dan tidak bertanggung jawab atas tugas yang disebabkan rasa malas.
Ketika saya berbincang dengan seorang guru BK saya dalam sebuah telfon genggam, guru tersebut merupakan guru BK yang sudah berpengalaman dan mengajar di SMP tempat saya belajar sahulu. Sebagai guru yang dapat mengawasi pergerakan siswa dalam pembelajaran, beliau memberi pendapat bahwa banyak generasi muda yang rusak dan susah diperbaiki, kebiasaannya yang negatif sudah menjadi darah daging dari kebiasaan mereka semasa Daring. Dalam wawancara itu, beliau menjelaskan bahwa semasa pandemi dengan diterapkanya Sosial Discating oleh pemerintah juga memberi dampak kepada generasi muda dimana kurangnya bersosialisasi yang membuat rasa kepedulian kepada sesama juga iikut hilang dan berkurang. Dari pantauan guru BK saya, beliau melihat ketika seorang anak yang sedang mengangkat kursi untuk membantu menyukseskan acara yang di adakan sekolah padahal ada banyak teman yang ada di lokasi tersebut namun, tidak ada rasa kepedulian dan kepekaan untuk membantu sesama. Guru saya juga menyatakan yang bahwa nilai-nilai mereka yang dulunya tinggi, setelah pandemi covid-19 nilai mereka menjadi turun akibat kurangnya disiplin semasa pandemi terbawa-tawa dengan suasana yang sudah terlepas dari covid-19. Ketika telah hampir telah 15 menit kami berbincang, saya memberikan pertanyaan terakhir kepada Guru tesebut. Apa tips bagi generasi muda bagi yang sudah terlena oleh kebiasaaan di waktu daring dan tips agar terhindar kelalaian tersebut, diantaranya; 1) Jangan bergaul atau terpengaruh dengan teman yang memiliki kebiasaaan yang positif, 2) Banyak berkonsultasi dengan orang yang lebih tua atau dewasa, 3)Menggunakan waktu untuk aktivitas positif dengan mencari berbagai ekstrakulikuler baik dalam sekola maupun luar sekolah.
Tidak hanya wawancara melalui sebuah telfon genggam. Saya kembali mewawancarai guru BK di sekolah SMA saya, yang tak kalah berpengalaman mengenai kesehatan mental. Susuai dengan yang sudah saya jabarkan di atas, beliau menyarankan agar lebih bijak lagi dalam menggunakan gadget, karena banyak anak anak yang terpengaruh gadget yang membuat terhambatnya proses belajar bahkan mengundang rasa malasnya belajar. Dalam wawancara tersebut beliau memberi beberapa tips diantaranya :1) membuat beberapa target untuk langkah selanjutnya dan mencapaibeberapa target tersebut. Beliau menegaskan bahwa jika kita bijak dalam menggunakan dan mengoperasikan gadget maka akan terpancar nya pengaruh positif kepada kita. Lalu beliau menunjuk saya sebagai contohnya, saya yang dengan bijak menggunakan gadget untuk kegiatan yang positif mengantarkan saya sebagai penulis muda yang menghailkan 23 buku ber-ISBN yang diantaranya 22 buku antologi dan 3 buku solo. Tidak hanya itu saya juga menggunakan gadget untuk kegiatan yang positif seperti akun yutube, dan lain –lain kegiatan positif ini membawa saya menoreh beberapa penghargaan dan membuat saya diundang dalam station metro tv dengan nama kegiatan kick andy.
Kita sebagai generasi muda yang merupakan eksistensi bangsa dan negara kedepannya ditangan generasi muda lah nasib bangsa indanesia d petaruhkan maju mundurnya bangsa ini tergantung ke pada kita selaku generasi muda. Mari kita bangun dan bangkit jangan sampai kita terlena oleh tipu daya dunia mari kita bangun bangsa dan negara dengan jiwa muda dan semangat yang membara. Mari bangkit dan pulihkan indonesia seperti sedia kala.
Ya
BalasHapus